Chicklit
Day 5
Genre : chicklit
Tema: sesuatu yang tak bisa terlupakan
Bukan Gadis Biasa
Oleh: Nia dr
Namaku Sari, sarjana pertanian jebolan universitas negeri yang sangat poluler di Bandung. Aku lulus dengan nilai fantastis sempurna, cumlaude.
Karena angka cantik yang menghiasi transkrip nilai dan pastinya doa orangtuaku lah aku direkrut oleh Laboratorium penelitian kampus untuk menjadi salah seorang tenaga peneliti di sana.
Dunia kerja bukanlah hal baru untukku, karena sebelum luluspun aku telah memulai karirku dengan menjadi Asisten dosen bagi adik-adik tingkatku.
Tapi kali ini beda, profesiku kali ini peneliti bukan pengajar lagi.
Panasnya Jakarta ternyata bukanlah isapan jempol semata. Untuk sepekan ke depan aku akan bermandi keringat di sini, di sebuah wisma di daerah Jakarta Utara demi tugas lapangan dari lab tempatku bekerja.
"Gila panas banget..." keluhku pada Rosi calon teman sekamarku.
Ku edarkan pandangan menyusuri tiap jengkal ruangan.
"Pindah yu Sar, ga betah aku lihat kamar ini." Rosi balas mengeluh.
"Wisma ini memang tidak bagus, tapi lumayanlah daripada harus numpang tidur di pom bensin selama sepekan." Hiburku. "Lagian susah nyari hotel di daerah sini." lanjutku meyakinkan.
Sebuah kamar berukuran dua kali tiga meter akan menjadi tempat kami melepas lelah setelah seharian kerja di Pertagas. Ku hempaskan badanku demi memberi hak istirahat pada kaki lenjangku karena telah bekerja keras seharian ini menahan beban lima puluh kilogram.
Mataku terpejam untuk sedikit melupakan lelah, nafas panjang kuhirup perlahan tapi seketika ku buang nafasku cepat-cepat.
"Apa ini? Sejak kapan kamar penginapan spreinya bermotif bunga?" keningku mengernyit kuat.
"Handuknya kucel." Seru Rosi sambil melemparkan handuk dari dalam lemari.
"Selimutnya juga bau se..." kata-katanya tertahan seperti sedang memikirkan sesuatu, kemudian dia bergidik.
Aku yang masih merebahkan diri di ranjang mencoba mengabaikannya sampai ketika mataku menangkap sesuatu di bawah lantai. Aku beringsut bangun karena penasaran. Memungutnya dan sejurus kemudian melepaskannya dari tanganku. Kini giliranku yang bergidik karena karet aneh yang baru saja ku pegang.
Seseorang mengetuk pintu dari luar. Aku dan Rosi saling berbalas pandang.
"Malam- malam begini?" gumamku sambil tetap berjalan membuka pintu.
"Eh Maaf Say, salah kamar." ucap seorang wanita bergaun mini yang tengah menggamit seorang lelaki tua sempoyongan.
"Cepat bereskan kopermu, Ros!"seruku mantap.
Pict source : pixabay
#Infinitylovink
#Thefighter #7DaysWritingChallenge
Genre : chicklit
Tema: sesuatu yang tak bisa terlupakan
Bukan Gadis Biasa
Oleh: Nia dr
Namaku Sari, sarjana pertanian jebolan universitas negeri yang sangat poluler di Bandung. Aku lulus dengan nilai fantastis sempurna, cumlaude.
Karena angka cantik yang menghiasi transkrip nilai dan pastinya doa orangtuaku lah aku direkrut oleh Laboratorium penelitian kampus untuk menjadi salah seorang tenaga peneliti di sana.
Dunia kerja bukanlah hal baru untukku, karena sebelum luluspun aku telah memulai karirku dengan menjadi Asisten dosen bagi adik-adik tingkatku.
Tapi kali ini beda, profesiku kali ini peneliti bukan pengajar lagi.
Panasnya Jakarta ternyata bukanlah isapan jempol semata. Untuk sepekan ke depan aku akan bermandi keringat di sini, di sebuah wisma di daerah Jakarta Utara demi tugas lapangan dari lab tempatku bekerja.
"Gila panas banget..." keluhku pada Rosi calon teman sekamarku.
Ku edarkan pandangan menyusuri tiap jengkal ruangan.
"Pindah yu Sar, ga betah aku lihat kamar ini." Rosi balas mengeluh.
"Wisma ini memang tidak bagus, tapi lumayanlah daripada harus numpang tidur di pom bensin selama sepekan." Hiburku. "Lagian susah nyari hotel di daerah sini." lanjutku meyakinkan.
Sebuah kamar berukuran dua kali tiga meter akan menjadi tempat kami melepas lelah setelah seharian kerja di Pertagas. Ku hempaskan badanku demi memberi hak istirahat pada kaki lenjangku karena telah bekerja keras seharian ini menahan beban lima puluh kilogram.
Mataku terpejam untuk sedikit melupakan lelah, nafas panjang kuhirup perlahan tapi seketika ku buang nafasku cepat-cepat.
"Apa ini? Sejak kapan kamar penginapan spreinya bermotif bunga?" keningku mengernyit kuat.
"Handuknya kucel." Seru Rosi sambil melemparkan handuk dari dalam lemari.
"Selimutnya juga bau se..." kata-katanya tertahan seperti sedang memikirkan sesuatu, kemudian dia bergidik.
Aku yang masih merebahkan diri di ranjang mencoba mengabaikannya sampai ketika mataku menangkap sesuatu di bawah lantai. Aku beringsut bangun karena penasaran. Memungutnya dan sejurus kemudian melepaskannya dari tanganku. Kini giliranku yang bergidik karena karet aneh yang baru saja ku pegang.
Seseorang mengetuk pintu dari luar. Aku dan Rosi saling berbalas pandang.
"Malam- malam begini?" gumamku sambil tetap berjalan membuka pintu.
"Eh Maaf Say, salah kamar." ucap seorang wanita bergaun mini yang tengah menggamit seorang lelaki tua sempoyongan.
"Cepat bereskan kopermu, Ros!"seruku mantap.
Pict source : pixabay
#Infinitylovink
#Thefighter #7DaysWritingChallenge
kereeen ceritanya nyah Nia
BalasHapusTerimakasih nyah
BalasHapusTop deh nyah.....
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusOouw, salah masuk kamar 🙊
BalasHapuskeren ceritanya nyah
BalasHapuskeren ceritanya nyah
BalasHapusTercyduk 😅
BalasHapusMalunya, salah kamar, ups
BalasHapusLuh... Salah kamar
BalasHapusKeren 😍😍
BalasHapusKeren 😍😍
BalasHapusKeren
BalasHapusKeren
BalasHapusMeski hotelnya ga horor, masuk hotel kayak gitu lebih horor malahan ...
BalasHapusKeren
BalasHapusKeren
BalasHapus😅
BalasHapusUwowww ikutan ngeri 😁😁
BalasHapusIhh.... Takut! Keren nyah ceritanya :-)
BalasHapus